Berita

Zipmex Gratiskan Biaya Trading untuk Transaksi Pembelian BTC

review1st.com – Zipmex, salah satu platform jual beli aset digital terkemuka di Asia Tenggara, hari ini mengumumkan pembebasan biaya trading (trading fee) untuk transaksi pembelian Bitcoin (BTC).

Program ini berlaku sampai dengan 30 Juni 2022. Zipmex tidak memberikan batasan minimum maupun maksimum transaksi untuk mendapatkan fasilitas ini. Aset BTC ini tersedia dalam pairing BTC/USDT dan BTC/IDR.

“Kami memahami terjadinya peningkatan kekhawatiran para investor aset kripto dan investasi secara keseluruhan di tengah kekhawatiran akan ancaman resesi dan terjadinya koreksi pada sebagian besar aset kripto belakangan ini.

Sebagai pelopor investasi masa depan yang aman dan terpercaya, Zipmex memberikan value dan pengalaman baru berupa fasilitas bebas biaya trading BTC untuk membantu pasar dan pengguna kami pada saat dibutuhkan, membangun sentimen positif, serta menarik lebih banyak pengguna baru,” kata Head of Growth Zipmex Indonesia, Siska Lestari.

Syarat dan ketentuan untuk mendapatkan fasilitas bebas biaya trading BTC ini adalah sebagai berikut: 

  • Pengguna bisa membeli BTC dengan pasangan BTC/IDR dan/atau BTC/USDT. Fasilitas ini akan diberikan untuk setiap transaksi dalam BTC/IDR dan/atau BTC/USDT yang dilakukan mulai 24 Juni 2022 pukul 00.00 WIB sampai dengan 30 Juni 2022 pukul 23.59 WIB.
  • Biaya trading dikirimkan dalam BTC ke akun pengguna paling lambat tujuh hari kerja sejak 30 Juni 2022.
BACA JUGA
Telkomsel Luncurkan Telco Verify, Solusi Verifikasi dan Autentikasi Aman untuk Pelanggan Bisnis di Berbagai Sektor

Zipmex juga menanggung biaya pajak atas transaksi kripto sampai dengan 30 Juni 2022. 

“Inisiatif Zipmex untuk melakukan pembebasan biaya trading pembelian BTC dan menanggung biaya pajak atas transaksi kripto diharapkan akan memberikan kemudahan bagi para pengguna dalam memulai perjalanan berinvestasi di aset kripto,” tambah Siska. 

Perdagangan aset kripto mengalami tekanan yang sangat signifikan sejak pertengahan Mei, ditambah inflasi tinggi 8,6% yoy di Amerika Serikat, menimbulkan kekhawatiran akan ancaman resesi ekonomi yang parah.

Pada pekan lalu, pasar aset kripto kembali mengalami turbulensi yang dalam. Sebagian besar aset kripto mengalami koreksi yang besar, bahkan sempat menyentuh level terendahnya sejak akhir tahun 2017.

Faktor makroekonomi yang memburuk termasuk inflasi yang masih meninggi dan kenaikan suku bunga bank sentral negara-negara Barat juga turut membebani sentimen pasar kripto.

Data dari CoinMarketCap mencatat, harga Bitcoin pada pekan lalu sempat berada di angka US$17.000, terendah sejak akhir 2017, sebelum menguat ke US$20.467 menjelang akhir pekan ini.

Kapitalisasi pasar Bitcoin pada pekan lalu sempat merosot ke US$338 miliar, padahal pada setahun yang lalu sempat mencapai US$1,27 triliun.

Data awal pekan menyebutkan kapitalisasi pasar Bitcoin berada di posisi US$ 403,3 miliar.

Harga Bitcoin yang terkoreksi telah membuat aset kripto ini berada di zona hijau pada grafik MVRV Z-Score, yang mengindikasikan bahwa harga Bitcoin saat ini berada pada posisi undervalue atau lebih rendah dari harga wajarnya.

BACA JUGA
Logitech Rilis Mouse Nirkabel Bluetooth M196 yang Tahan Lama dan Nyaman

Kondisi ini mendorong tren investor mulai melakukan akumulasi Bitcoin.

Shares: