review1st.com – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan Large Language Model (LLM) telah mengubah lanskap keamanan siber di Indonesia secara signifikan. AI, dengan kemampuannya mengelola data kompleks, menjadi alat penting dalam mendeteksi dan mengatasi ancaman siber yang terus berkembang.
Palo Alto Networks mengidentifikasi tiga tren utama dalam pemanfaatan AI: model AI dengan domain pengetahuan khusus, penggunaan LLM dalam keamanan siber, dan fokus pada keamanan dengan AI.
Meskipun memberikan peluang dan manfaat, AI juga membawa tantangan etis dan teknis. AI memungkinkan penjahat siber untuk menyusup dengan lebih cepat, sementara LLM dapat digunakan untuk membuat serangan phishing yang lebih canggih. Untuk menghadapi ini, kolaborasi industri diperlukan untuk mengembangkan solusi keamanan yang proaktif.
Steven Scheurmann, dari Palo Alto Networks, menekankan pentingnya otomatisasi prosedur keamanan siber yang efektif. Penggunaan AI dalam deteksi ancaman tingkat lanjut, respons cepat terhadap insiden, dan pengurangan waktu henti operasional menjadi kunci dalam menjaga keamanan perusahaan.
Penerapan AI secara efektif tidak hanya meningkatkan respons terhadap ancaman, tetapi juga memperkuat reputasi organisasi dan kepercayaan publik.
Palo Alto Networks telah mengintegrasikan kemampuan AI dalam pendekatan keamanan siber mereka untuk melindungi infrastruktur organisasi di tengah transformasi industri yang dinamis.
Steven menegaskan bahwa sumber daya manusia yang terlatih tetap penting dalam mengimplementasikan solusi AI. Meskipun AI membantu dalam mendeteksi dan merespons ancaman, perintah yang spesifik dari tenaga manusia tetap diperlukan untuk mengatasi masalah secara efektif.
Palo Alto Networks mengajak semua pihak untuk semakin cerdas dalam mengadopsi AI dalam strategi keamanan mereka, memanfaatkan kesempatan untuk mengasah kemampuan kecerdasan buatan, dan menciptakan solusi yang dapat menjaga keamanan siber di era digital yang terus berkembang.