review1st.com – DoubleVerify (“DV”) (NYSE: DV), platform perangkat lunak terkemuka dalam pengukuran, data, dan analitik media digital, hari ini membagikan wawasan penting tentang industri periklanan dan kualitas media di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Dalam diskusi media, DV membahas hasil studi dari laporan “Raising the Bar in APAC: How Media Quality and Performance Drive Outcomes” yang dilakukan bersama WARC.

Studi DoubleVerify: Tantangan dan Peluang dalam Kualitas Media di Asia Pasifik

Conrad Tallariti, Managing Director, APAC, DoubleVerify, menyatakan, “Asia Tenggara siap menjadi salah satu wilayah ekonomi terbesar di dunia, didorong oleh digitalisasi di negara-negara seperti Filipina yang memimpin pertumbuhan e-commerce.

Namun, pengiklan perlu memastikan bahwa investasi mereka terlindungi dengan melakukan verifikasi media digital secara berkala. Kualitas media harus menjadi fokus utama setiap kampanye periklanan.”

Dalam laporan tersebut, DV mengungkap beberapa temuan penting:

  • Minat besar terhadap media sosial di Asia Pasifik, dengan 60% pengguna media sosial dunia berada di wilayah ini.
  • Pemasar di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, menyadari pentingnya pengukuran kualitas media, namun hanya sedikit yang melakukan verifikasi iklan secara teratur.
  • Mayoritas pemasar gagal mengevaluasi keputusan pembelian media digital berdasarkan indikator penting seperti kesesuaian merek, tampilan, keaslian, dan geografi yang diinginkan.

Muhammad Arif Bijaksana, Business Director, Indonesia, DoubleVerify, menambahkan, “Indonesia menawarkan peluang besar bagi pemasar dan brand untuk meningkatkan performa kampanye periklanan mereka. Namun, diperlukan pendekatan yang berfokus pada kualitas media untuk mencapai hasil yang optimal.”

Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti fenomena unik dalam pertumbuhan media ritel di Asia Pasifik:

  • Konsumen di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, cenderung menggunakan media sosial untuk penelusuran dan pembelian produk.
  • Aplikasi super menjadi populer, seperti Grab, Lazada, dan Tokopedia, sebagai alternatif pencarian yang diminati, mengalahkan media sosial dan pencarian Google.
  • Peningkatan penggunaan e-commerce memberikan peluang bagi pengiklan untuk menjangkau konsumen yang aktif secara online, terutama selama periode penting seperti Ramadan.
BACA JUGA
Laporan Terbaru Salesforce: 74% Organisasi di Indonesia Proyeksikan Peran Layanan Pelanggan pada Peningkatan Pendapatan

Transformasi periklanan dengan kecerdasan buatan (AI) juga menjadi sorotan penting:

  • Perkembangan AI memengaruhi industri periklanan dengan kemampuan prediktif untuk mengoptimalkan kinerja iklan di berbagai platform.
  • Penggunaan AI diikuti dengan penggunaan metrik perhatian yang lebih baik, tetapi pengukuran tradisional masih penting untuk memahami dampak kampanye periklanan.

Studi ini menggarisbawahi pentingnya kualitas media dan verifikasi iklan dalam menghasilkan hasil yang efektif dalam kampanye periklanan di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Shares: