review1st.com – Red Hat dan Oracle umumkan kolaborasi multi-stage untuk memberikan pilihan sistem operasi lebih banyak. Red Hat Enterprise Linux bekerja di OCI sebagai sistem operasi yang didukung, membantu transformasi digital dan migrasi aplikasi ke cloud.
Menurut laporan Gartner, layanan public cloud di dunia tumbuh 18,5% di tahun 2023. Organisasi kian mempercepat pengadopsian cloud, mendorong pertumbuhan 19,6%.
Pertumbuhan tersebutmenunjukkan kebutuhan akan dukungan luas untuk pelanggan dalam memilih penyedia cloud dan sistem operasi yang mendukung lingkungan cloud.
Saat ini, 90% dari perusahaan yang ada di daftar Fortune 500 mengandalkan solusi Red Hat dan Oracle.
Red Hat Enterprise Linux adalah fondasi sistem operasi banyak perusahaan, sedangkan OCI memberikan layanan cloud penting dan berperforma tinggi.
Dengan Red Hat Enterprise Linux berjalan di OCI, pelanggan bisa melakukan standarisasi operasional cloud, mulai dari pusat data hingga ke cloud terdistribusi.
Dalam kolaborasi strategis ini, mesin virtual fleksibel OCI dapat menjalankan Red Hat Enterprise Linux, termasuk memindahkan beban kerja yang sudah ada. Mesin virtual ini dapat ditingkatkan secara bertahap, mengoptimalkan harga-performa dan meminimalkan sumber daya terbuang. Pelanggan juga dapat menghubungi layanan support Red Hat dan Oracle untuk masalah yang mungkin muncul. Perjanjian joint support transparan dan diperluas.
Red Hat Enterprise Linux membentuk tulang punggung portofolio teknologi hybrid cloud Red Hat, termasuk Red Hat OpenShift. Red Hat Ansible Automation Platform dan teknologi tambahan untuk mendukung cloud-native stack modern.
Dengan kolaborasi ini, joint customer Red Hat dan Oracle kini bisa menciptakan fondasi untuk penggelaran komputasi masa depan di Red Hat Enterprise Linux sekaligus mempertahankan nilai dari investasi IT yang sudah ada.
Ketersediaan
Red Hat Enterprise Linux kini tersertifikasi dengan mesin virtual fleksibel OCI yang menawarkan mulai dari satu hingga 80 core CPU dalam kenaikan single CPU, dan dari 1GB
