Berita  

Perusahaan APAC Tingkatkan Penggunaan AI Bertanggung Jawab

review1st.com – Berdasarkan temuan terbaru dari Accenture, perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik semakin mempercepat adopsi kecerdasan buatan (AI) untuk mendorong pertumbuhan dan produktivitas.

Menariknya, 9 dari 10 organisasi berencana untuk menggunakan model agen AI dalam tiga tahun ke depan.

Namun, masih banyak yang belum mengimplementasikan praktik AI yang bertanggung jawab (responsible AI) untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi ini.

Hanya 1% organisasi yang melaporkan bahwa mereka siap menghadapi risiko terkait dengan kepatuhan, privasi, dan data.

Studi ini, yang merupakan bagian dari penelitian Accenture, menilai kematangan organisasi dan operasional dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab oleh perusahaan global.

Temuan Utama dari Studi Accenture tentang AI di Asia Pasifik

  • AI sebagai Pendorong Pertumbuhan: 48% perusahaan di Asia Pasifik menganggap praktik AI yang bertanggung jawab sebagai alat strategis untuk pertumbuhan pendapatan terkait AI.
  • Kematangan Organisasi vs Operasional: Rata-rata perusahaan di Asia Pasifik memiliki kekuatan dalam kematangan organisasi (73%), namun tertinggal dalam kematangan operasional (35%).
  • Investasi dalam AI yang Bertanggung Jawab: Ada peningkatan 5X lipat dalam perusahaan yang melakukan investasi signifikan dalam AI yang bertanggung jawab, dari 10% menjadi 50% dalam dua tahun ke depan.
  • Risiko Terkait AI: 57% perusahaan di Asia Pasifik mengidentifikasi privasi dan tata kelola data sebagai risiko utama, diikuti oleh keamanan yang diungkapkan oleh 53%.
BACA JUGA
Motorola Luncurkan moto g45 5G: Smartphone 5G Terbaik di Kelasnya

Rekomendasi Accenture untuk CXO di Asia Pasifik

Accenture memberikan beberapa rekomendasi untuk mempercepat adopsi AI yang bertanggung jawab di perusahaan:

  1. Menetapkan prinsip-prinsip AI yang Bertanggung Jawab dengan akuntabilitas yang jelas dalam desain, penerapan, dan penggunaan AI.
  2. Evaluasi Risiko AI seperti keadilan, transparansi, dan dampaknya terhadap manusia dengan penilaian terstruktur.
  3. Pengujian dan Pemantauan AI Berkelanjutan untuk memastikan prinsip keadilan dan keamanan dijalankan, serta mitigasi risiko dilakukan.
  4. Membangun Kepercayaan dan Tata Kelola yang Kuat dalam operasional AI, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan etika di seluruh organisasi.

Pentingnya Kepercayaan dalam Implementasi AI

NG Wee Wei, Senior Managing Director Accenture untuk Asia Tenggara, menekankan bahwa kepercayaan menjadi dasar untuk penerapan AI yang bertanggung jawab.

Dengan kebijakan AI yang berkembang pesat di Asia Tenggara, kepercayaan menjadi kunci untuk membuka potensi penuh AI. 69% eksekutif di kawasan ini percaya bahwa untuk memaksimalkan potensi AI, perlu ada dasar yang kuat berupa kepercayaan.

Ryoji Sekido, Co-CEO Asia Pasifik Accenture, menambahkan bahwa meskipun banyak perusahaan meningkatkan investasi di AI, kepercayaan yang dibangun melalui tata kelola yang jelas adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi dan nilai jangka panjang dari AI.

Membangun Kepercayaan dalam Penggunaan AI

Untuk memastikan keberhasilan adopsi AI, perusahaan harus mengambil langkah-langkah proaktif seperti membangun tata kelola yang kuat, menjaga transparansi, serta menerapkan praktik AI yang bertanggung jawab yang memprioritaskan etika, privasi, keamanan, keberlanjutan, dan pemberdayaan tenaga kerja.

BACA JUGA
WCG 2025: Game Changer Baru di Industri Esport Global

Tanpa kepercayaan yang kokoh, adopsi AI akan melambat, dan perusahaan akan kesulitan memaksimalkan potensi teknologi ini.

Dengan langkah-langkah ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung transformasi digital dan inovasi berkelanjutan melalui pemanfaatan AI yang bertanggung jawab.