#kamisukareview – Agak miris memang jika berkaca ke masa lalu. Dulu Apple menyetir arah desain dan teknologi di pasar smartphone kemudian ramai-ramai ditiru OEM Cina. Sekarang kebalikannya, iPhone XI justru ingin memasang lensa super wide angle dan TOF mengikuti tren HP Android.
Sejak dua tahun terakhir, beberapa brand merek asal Cina mulai tampil inovatif. Seperti Huawei yang mampu menghadirkan kamera ponsel dengan kualitas terbaik dan mendominasi ranking teratas di DxOmark. Dan, iPhone sepertinya tak ingin hal ini berlarut-larut.
Baca juga
iPhone XI terpaksa ikut tren camera phone
Jika mengamati pergerakan dan sepak terjang brand Cina saat ini. Maka harus diakui bahwa inovasi dan strategi mereka mulai menjadi ancaman serius bagi eksistensi brand papan atas seperti Samsung dan Apple.
Tak heran, vendor seperti Apple dan Samsung harus banting setir mengikuti kemauan pasar dan melakukan improvisasi demi menghadapi tren yang dibuat vendor Cina.
Salah satu ‘keterpaksaan’ Apple terlihat dari rencana mereka untuk menambahkan inovasi pada iPhone XI alias HP terbaru generasi 2019-nya. iPhone XI kabarnya bakal dibenami dengan lensa super wide-angle dan lensa TOF seperti yang dibenamkan pada Huawei P30 Pro.
Dan, tentu saja, iPhone harus punya diferensiasi jika ingin sukses bermain di sektor kamera. Artinya, harus unik dan inovatif, tak sekedar camera phone dengan lensa wide angle seperti yang bisa ditemukan di Huawei, Xiaomi, Vivo, OPPO dan lain-lain.
Apple iPhone XI atau iPhone 11 rencananya akan dibenami dengan triple camera belakang yang terdiri dari lensa wide-angle normal, 2x zoom telescope sensor dan sebuah lensa super wide-angle lens.
Dan sepertinya, posisi lensa belakang iPhone XI tak bisa berbentuk vertikal seperti iPhone X, mungkin akan berubah menjadi kotak seperti pada Huawei Mate 20 Pro. Hal ini demi memaksimalkan keberadaan sensor TOF.
Teknologi ToF (Time-of-Flight) pada kamera ini menggunakan sinar inframerah, laser berwarna merah yang terlihat oleh mata manusia. Sinar ini digunakan untuk menentukan kedalaman objek yang dipindai.
Sensor inframerah akan diarahkan ke objek dan dipantulkan. Nah, waktu yang dibutuhkan sinar untuk kembali dipantulkan ke sensor membantu software menentukan jarak, bentuk, dan mengukur volume objek di depannya. Begitu terkumpul, dengan algoritma tepat maka objek bisa dikenali.
Dibanding dengan pemindaian tiga dimensi lain, teknologi ToF adalah yang paling murah. Sensor ini bisa menangkap hingga 160 frame per detik (fps), sehingga bisa digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan real time. Selain itu sensor ini hanya membutuhkan tenaga pemrosesan yang kecil.
Teknologi ini bisa digunakan untuk navigasi dalam ruangan, membantu ketika menggunakan augmented reality (AR), menghindari objek, pengenalan gestur, pelacakan objek, dan sebagai altimeter reaktif.
Pada kamera, sensor ini sangat membantu dalam mode bokeh, bisa mengaburkan latar belakang. Sensor ini juga bisa mengenali objek dan menentukan fokus di kondisi kurang cahaya.