review1st.com – Illumina Inc dan GenoScreen telah meluncurkan paket gabungan produk Illumina dan uji GenoScreen Deeplex Myc-TB.
Uji tersebut berbasis NGS yang dapat mendeteksi resistensi obat secara cepat dan ekstensif. Paket tersebut akan membantu mengakhiri epidemi TB global pada tahun 2035 sesuai dengan strategi World Health Organization (WHO). Perusahaan tersebut adalah pemimpin global di bidang teknologi sekuensing DNA berbasis array dan perusahaan genomik inovatif, masing-masing.
“Melalui kemitraan ini, kami akan membantu negara-negara berpendapatan rendah menghadapi ancaman TB dan memberantasnya,” kata Phil Febbo, chief medical officer Illumina.
“Penanganan pandemi COVID-19 meningkatkan kapasitas NGS global. Institusi kini memiliki platform untuk mendukung pengujian resistensi obat TB dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien TB, penyebab utama kematian akibat penyakit menular sebelum COVID.”
WHO menyatakan TB sebagai penyakit menular mematikan karena infeksi bakteri yang merenggut 1,5 juta nyawa setiap tahun.
Meskipun dapat disembuhkan, TB-Resistan Obat (TB-RO) menjadi ancaman darurat kesehatan global karena meningkatnya penderita resistan obat di tahun 2020-2021.
Ada 450.000 kasus TB resisten terhadap antibiotik rifampicin, namun hanya 30% terdaftar dalam pengobatan. COVID-19 juga berkontribusi pada peningkatan kematian akibat TB pada 2020, setelah satu dekade menurun.
“Sebagai ahli dalam solusi genomik TB global, kami percaya kemitraan dengan Illumina akan mempercepat penyebaran global uji Deeplex Myc-TB kami, terutama untuk negara-negara yang paling membutuh,” ujar André Tordeux, CEO GenoScreen.
Mendeteksi TB-RO di Indonesia
Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat bahwa per 2 Januari 2023, terdapat 969.000 kasus TB aktif di Indonesia, dengan 301 kasus TB per 100.000 penduduk, dan angka kematian 34 orang per 100.000 penduduk.
Dari jumlah tersebut, kasus TB-RO yang dapat dideteksi hanya 40%. Sisanya yang 60% masih menjadi ‘masalah laten’ dan menghambat pemerintah untuk mencapai target eliminasi kasus yakni 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
Peningkatan infrastruktur deteksi resistensi obat TB sangat penting. Gejala TB RO tidak berbeda dengan TB biasa, jadi mendeteksi pasien tidak responsif sangatlah krusial.
Di Indonesia, kesadaran akan gejala TB masih rendah, menghambat upaya deteksi dini. Hal ini membuat situasinya mungkin lebih buruk dan menghambat pencarian pelayanan kesehatan.
Semua pemangku kepentingan perlu mendukung untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesembuhan TB-RO. Mereka juga harus memperkenalkan teknologi yang dapat membantu pasien mendapatkan pengobatan yang tepat.
“Meski tes resistensi obat TB memerlukan keberanian ekstra dari pasien, TB-RO tetap jadi cara terbaik untuk kesembuhan tepat waktu.
“Peralatan medis modern memainkan peran penting dalam diagnosis akurat dan cepat, seperti yang saya alami sendiri.
“Sebagai Ketua Perhimpunan dan Organisasi Pasien TB Indonesia dan penyintas TB-RO, saya menyarankan agar kita tidak takut untuk menjalani tes resistensi obat.” – ujar Budi Hermawan.
Teknologi Uji Deeplex Myc-TB
UjiDeeplex Myc-TB adalah produk GenoScreen yang mengidentifikasi mikobakteri TB dan 100+ spesies mikobakteri non-TB serta memprediksi resistensi terhadap 15 antibiotik.
Metodenya kultur bebas dan bisa dilakukan dalam 24-48 jam dari sampel pernapasan primer. Dokter bisa memanfaatkan aplikasi web Deeplex untuk analisis otomatis data sekuensing dan menentukan langkah selanjutnya dengan mudah berdasarkan hasilnya.
Pengujian NGS bermanfaat untuk program TB nasional di seluruh dunia. Data surveilans resistensi terhadap obat bisa didapatkan. Informasi ini penting untuk negara dengan kasus TB tinggi. Strategi pengendalian TB dapat dipandu dengan data tersebut.