review1st.com – Pembobolan data merusak reputasi permanen dan kepercayaan pada perusahaan. Insiden pelanggaran data di Indonesia meningkat, termasuk catatan data pribadi. Catatan data dijual di dark web.

Serangan penyamaran sulit diidentifikasi dengan data otentik. Identitas curian populer di dark net, pentingnya pencegahan data.

Keamanan siber kolaboratif penting. Langkah pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 47/2023 mengelola ancaman siber dan situasi krisis.

Adi Rusli, Country Manager Indonesia di Palo Alto Networks, menekankan perlunya merevisi strategi keamanan siber. Ini untuk mengatasi ancaman semakin canggih dan memadukan pertahanan host dan jaringan. Deteksi di titik akhir saja tak cukup, sistem perlu bekerja bersama untuk perlindungan yang lebih baik. Organisasi harus meningkatkan penerapan langkah-langkah keamanan siber, termasuk sistem pencegahan kehilangan data.

Kebocoran data merusak reputasi dan kepercayaan. Pemulihan butuh waktu dan strategi ketahanan siber. Langkah-langkah seperti deteksi dini, respons efektif, dan strategi komprehensif penting untuk mengatasi dampaknya.

Palo Alto Networks merekomendasikan lima langkah penting yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk memitigasi kebocoran data:

  1. Mengidentifikasi sumber pelanggaran: Dengan mengidentifikasi penyebab terjadinya suatu peretasan, akan membantu dalam menyesuaikan tindakan penanganan serta mencegah terjadinya peretasan serupa terulang kembali di lain waktu. Penting bagi organisasi/perusahaan untuk paham bahwa ancaman bisa datang dari pihak eksternal, seperti hacker, maupun dari pihak internal, seperti karyawan yang memiliki otorisasi akses yang tidak semestinya.

  2. Menetapkan strategi penanggulangan serangan: Rencana tanggap insiden hendaknya komprehensif dan memuat garis besar atas tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi pelanggaran data. Hal ini termasuk memiliki tim tanggap insiden khusus, protokol komunikasi yang jelas, serta prosedur untuk mengatasi dan memitigasi terjadinya serangan.

  3. Melakukan audit keamanan secara rutin: Mengkaji dan memperbaiki kerentanan dalam sistem dan proses di dalam perusahaan sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran data. Hal ini mencakup melakukan penilaian risiko secara menyeluruh, memperbaiki kerentanan software, seperti software dan sistem yang sudah usang, dan menerapkan pengawasan keamanan yang ketat.

  4. Gunakan perangkat proteksi data: Perangkat pengujian rutin dapat membantu mengidentifikasi celah kerentanan serta melindungi dari potensi pelanggaran. Hal ini mencakup firewall, sistem deteksi penyusupan, prosedur autentikasi multifaktor, dan perangkat lunak enkripsi.

  5. Menerapkan pendekatan Zero Trust: Dengan menghilangkan bentuk kepercayaan implisit dan terus memvalidasi setiap tahap proses interaksi digital untuk melakukan pemantauan yang lebih baik sertamengelola keamanan dan ketaatan vendor pihak ketiga. Hal ini dapat mencakup membatasi akses yang diberikan kepada pihak ketiga, melakukan pemeriksaan rutin, dan menerapkan langkah-langkah perlindungan tambahan untuk mencegah terjadinya penyusupan tanpa izin.

BACA JUGA
Mengukur Dampak Starlink Terhadap Industri Telko dan Daya Beli Masyarakat

Pelaku serangan siber incar kelemahan sistem. Inovasi dan adaptasi keamanan diperlukan untuk menghadapi ancaman. Organisasi wajib prioritaskan keamanan data, langkah-langkah kuat diperlukan: temukan, pantau, amankan data, autentikasi pengguna, kendalikan akses. Dengan langkah proaktif, organisasi jaga ketangguhan siber, minimalisir dampak buruk, lindungi data sensitif dan reputasi.

Shares: