review1st.com – Lebih dari 400 pemimpin dan pemangku kepentingan sektor pertanian dari 20+ negara berkumpul di Jakarta dalam Southeast Asia U.S. Agricultural Cooperators Conference 2025.
Acara ini, yang berlangsung pada 15–17 September 2025, diselenggarakan oleh U.S. Soybean Export Council (USSEC) dan U.S. Grains & BioProducts Council, mengangkat tema: “Enabling Trade Today, Unlocking Tomorrow.”

Fokus utama konferensi adalah memperkuat kemitraan pertanian internasional, memperluas akses pasar, serta meningkatkan ketahanan pangan dan rantai pasok melalui data, teknologi, dan inovasi pertanian.
Indonesia Jadi Pasar Strategis untuk Ekspor Kedelai Amerika
Asia Tenggara terus menjadi wilayah kunci bagi ekspor pertanian Amerika, khususnya produk kedelai dan jagung. Pada Tahun Pemasaran 2023/2024, kawasan ini mengimpor sekitar:
- 9,08 juta metrik ton kedelai utuh
- 20,89 juta metrik ton bungkil kedelai
Dari seluruh kawasan, Indonesia menjadi importir terbesar kedelai Amerika untuk kebutuhan pangan. Hal ini didorong oleh:
- Tingginya konsumsi kedelai di produk lokal seperti tempe dan tahu
- Meningkatnya permintaan protein hewani yang membutuhkan bungkil kedelai sebagai pakan ternak
- Kelas menengah yang berkembang dan konsumsi pangan yang semakin beragam
“Asia Tenggara adalah pasar yang terus tumbuh untuk kedelai Amerika, dan Indonesia memainkan peran sentral dalam pertumbuhan ini,” ujar Timothy Loh, Regional Director USSEC untuk Asia Tenggara & Oseania.
Teknologi dan Inovasi Pertanian Dorong Keunggulan Kedelai Amerika
Dalam sesi Leadership Dialogue, CEO USSEC Jim Sutter dan Chair USSEC Janna Fritz menekankan bahwa:
- Petani Amerika memimpin dalam adopsi teknologi pertanian canggih
- Kedelai Amerika memiliki jejak karbon paling rendah di dunia
- Komitmen petani terhadap keberlanjutan dan pasokan jangka panjang menjadi daya saing utama di pasar global
Mereka juga menyoroti pentingnya data dan transparansi untuk menjawab tantangan perdagangan global serta kebutuhan konsumen yang terus berubah.
Tren Pertanian Global: Keamanan Pangan dan Rantai Pasok Berkelanjutan
Konferensi ini membahas topik-topik penting seperti:
- Logistik dan akses pasar internasional
- Tren regulasi pertanian
- Keberlanjutan dalam rantai nilai
- Peluang ekspor kedelai dan jagung Amerika ke Asia Tenggara
Dalam berbagai sesi diskusi, para pembicara menekankan bahwa konsumen dan pembeli di Asia Tenggara kini semakin menuntut:
- Produk dengan kualitas tinggi dan konsisten
- Keamanan pangan yang terjamin
- Rantai pasok yang terlacak dan ramah lingkungan
Membangun Masa Depan Pertanian Global yang Tangguh

Southeast Asia U.S. Agricultural Cooperators Conference 2025 menegaskan bahwa kemitraan jangka panjang antara produsen dan mitra internasional sangat penting untuk menciptakan sistem pangan yang kuat dan adaptif.
Acara ini mempertemukan:
- Petani dan eksportir kedelai
- Pabrik pakan dan pengolah produk
- Pemerintah dan pelaku industri agribisnis
Dengan mempererat kerja sama, mengintegrasikan inovasi pertanian berbasis data, serta memprioritaskan keberlanjutan, konferensi ini memperkuat posisi Asia Tenggara—khususnya Indonesia—sebagai mitra utama dalam perdagangan kedelai global.