review1st.com ZTE Corporation, penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi terkemuka, membagikan pandangannya tentang tren, peluang, dan tantangan dalam pengembangan data center. Acara Indonesia Cloud and Data Center Convention 2023 dihadiri oleh lebih dari 1.000 pelaku industri TI dan profesional data center. Tema acara ini adalah bagaimana infrastruktur digital dapat membantu membuka potensi besar Indonesia.

Chu Yanli, Vice President ZTE Corporation, sebagai pembicara utama, membahas tren dan aplikasi teknologi data center terbaru. Pertumbuhan data global mendorong pesatnya pengembangan data center di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara.

Pertumbuhan Pendapatan Data Center di Tujuh Negara Asia

Frost & Sullivan mencatat tujuh negara di Asia mengalami pertumbuhan pendapatan data center signifikan. Singapura menjadi pasar data center terbesar di Asia Tenggara, diikuti oleh Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Indonesia khususnya mencatat pertumbuhan industri tertinggi di kawasan ini. Proyeksi volume data global mencapai 175ZB pada 2025, mendorong perkembangan digital di Asia Tenggara.

“Meskipun pasar data center di Indonesia memiliki peluang pertumbuhan dan inovasi, kita harus menghadapi tantangan utama industri ini. Dengan meningkatkan efisiensi energi, memodernisasi praktik konstruksi, dan mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan, kita dapat menciptakan ekosistem data center berkelanjutan dan efisien. Ini akan memberikan manfaat baik bagi bisnis maupun masyarakat,” ungkap Chu Yanli.

Tantangan utama yang perlu dihadapi adalah Power Usage Effectiveness (PUE), yaitu rasio daya total yang digunakan oleh data center dengan daya yang dikirimkan ke peralatan komputasi. Semakin tinggi PUE, semakin tinggi biaya yang diperlukan. Menurut data Uptime Institute, rata-rata PUE global turun dari 2,50 pada 2007 menjadi 1,57 pada 2021.

BACA JUGA
OPPO A3 Pro 5G: AI Generatif Pertama di Lini A Series Menawarkan Pengalaman Canggih untuk Konsumen

Chu Yanli menyoroti kebijakan ketat terkait emisi karbon di beberapa negara. Misalnya, di Tiongkok, PUE data center baru harus kurang dari 1,3 pada 2025 sesuai kebijakan netralitas karbon 2060. Di Jepang, konsumsi energi harus dikurangi 30% pada 2030 sesuai kebijakan netralitas karbon 2050.

Di Indonesia, penggunaan data center ramah lingkungan dan teknologi hemat energi diperlukan sesuai kebijakan zero-emisi 2060. Integrasikan catu daya, distribusi, koneksi, sistem pendingin yang efisien, dan Smart Management dengan Sistem AI untuk mematuhi kebijakan tersebut.

Modernisasi Konstruksi Data center

Implementasi pembangunan data center juga menjadi tantangan yang cukup besar karena adanya ketidaksesuaian dengan layanan data center modern. Sementara jenis investasi tradisional yang masih menganut konsep satu kali perencanaan, satu kali investasi, dan penyertaan modal yang besar tidak sesuai dengan model pembangunan data center yang saat ini menganut beberapa fase investasi.

Solusi prefabrikasi yang inovatif diperlukan untuk mewujudkan implementasi solusi dan layanan yang cepat. Hal ini dapat dicapai melalui modularisasi ruang data, modularisasi sistem secara penuh, dan solusi inovatif seperti data center prefabrikasi modularlengkap dan data center kontainer.

Sistem Manajemen Cerdas untuk Meningkatkan Efisiensi O&M

Rendahnya efisiensi Operations and Maintenance (O&M) di data center biasanya disebabkan oleh kurangnya tenaga O&M yang profesional dan sistem manajemen yang terintegrasi.  Sementara itu, pemanfaatan sumber daya yang rendah akan menyebabkan penggunaan sumber daya listrik, sumber daya pendingin, dan sumber daya ruang yang tidak seimbang sehingga menyebabkan pemborosan sumber daya.

BACA JUGA
ZTE Memperkenalkan Solusi Cold-Plate Liquid Cooling untuk Data Center

Efisiensi O&M dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan berbagai titik akses ke dalam sistem manajemen yang cerdas. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara: Pertama, pemeliharaan digital akan mengurangi staf dan meningkatkan efisiensi. Kedua, operasi cerdas dapat meningkatkan pemanfaatan sumber daya.

Sebagai pemimpin industri data center, ZTE berinovasi dan menyediakan solusi handal untuk tantangan pengembangan data center. Pada 2014, mereka menyelesaikan data center modular terbesar di Asia, dan pada 2015, menyediakan solusi lengkap untuk data center. ZTE menetapkan standar kualitas dan inovasi di industri ini.

ZTE adalah perusahaan pertama yang menerapkan data center prefabrikasi modular lengkap pada tahun 2017. Pada tahun 2020, ZTE juga menjadi perusahaan pertama di industri ini yang mengimplementasikan aplikasi berskala besar dari data center prefabrikasi modular lengkap dan aplikasi edge-DC berskala besar di luar negeri.

Ke depannya, ZTE terus berkomitmen untuk menyediakan solusi-solusi mutakhir yang memungkinkan bisnis untuk memenuhi tuntutan lanskap digital yang terus berkembang.

Shares: