review1st.com – Ransomware telah menjadi ancaman yang meresahkan Indonesia, terutama setelah serangan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) sejak 20 Juni lalu.

Serangan ini, menggunakan salah satu jenis malware paling berbahaya, telah menyebabkan gangguan serius pada layanan publik dan menuntut tebusan senilai US$8 juta, menyoroti eskalasi keamanan data yang mengkhawatirkan.

Apa itu Ransomware?

Ransomware adalah bentuk malware yang mengunci akses ke data korban dan mengharuskan pembayaran uang tebusan untuk memulihkannya. Dr. Erza Aminanto dari Monash University, Indonesia, menekankan bahwa ransomware tidak hanya mempengaruhi komputer tetapi juga perangkat seluler dan Internet of Things (IoT), menunjukkan kerentanan ekosistem digital secara luas.

Bagaimana Ransomware Beroperasi?

Ransomware sering kali memanfaatkan teknik phishing untuk mencuri data pribadi melalui email yang terlihat sah. Setelah berhasil, peretas mengenkripsi data penting dan meminta tebusan dalam bentuk uang untuk membuka kunci data tersebut. Dampaknya sangat serius, mencakup risiko kebocoran data dan gangguan layanan yang berpotensi mengancam sektor publik, kesehatan, dan pendidikan.

Strategi Menghindari Serangan Ransomware

  1. Cadangkan Data Secara Rutin: Pastikan semua data penting dicadangkan secara teratur dan disimpan di tempat terpisah yang aman. Data tersebut harus dienkripsi untuk melindungi dari akses ilegal.
  2. Penggunaan Redundansi: Implementasikan redundansi dengan memiliki perangkat keras ganda, penyimpanan awan, atau server cadangan yang siap diaktifkan jika terjadi kegagalan pada sistem utama.
  3. Pusat Pemulihan Data: Bangun fasilitas pemulihan data yang dapat beroperasi cepat untuk memastikan kelancaran layanan saat terjadi gangguan pada sistem utama.
  4. Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan: Gelar pelatihan rutin kepada personel terkait tentang ancaman siber seperti phishing dan metode serangan lainnya. Pastikan semua entitas mengikuti standar keamanan yang ditetapkan.
  5. Pemanfaatan Teknologi Canggih: Gunakan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning (ML) untuk menganalisis pola lalu lintas jaringan, mendeteksi anomali, dan merespons insiden secara otomatis. Teknologi ini juga membantu dalam identifikasi sumber serangan dan mitigasi risiko lebih lanjut.
BACA JUGA
Gaming, Streaming, dan Ngonten Tanpa Henti dengan Galaxy M15 5G

Membangun Pertahanan Siber yang Kokoh

Pemerintah dan sektor swasta harus berkolaborasi dalam menghadapi ancaman siber, membagi informasi dan sumber daya untuk meningkatkan keamanan secara menyeluruh.

Langkah-langkah ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan melindungi informasi sensitif dan infrastruktur digital negara.

Dengan komitmen bersama dan investasi yang tepat, Indonesia dapat memperkuat pertahanan siber dan mengurangi risiko serangan ransomware di masa depan. Hanya dengan pendekatan proaktif dan adaptif, kita dapat memastikan masa depan digital yang aman dan terjamin untuk semua pihak terlibat.

Shares: