#kamisukareview – Xiaomi Corporation (Xiaomi) mengumumkan pertumbuhan yang solid di seluruh segmen bisnisnya pada kuartal I 2020. Pendapatan selama tiga bulan pertama tahun 2020 mencapai 49,7 miliar renminbi (atau 102,9 triliun Rupiah*), menggambarkan pertumbuhan 13,6 persen year-on-year atau YoY.
Hal itu berasal dari pengumuman hasil konsolidasi yang tidak diaudit untuk tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2020 pada hari Rabu (20/5). Laba bersih yang disesuaikan mencapai 2,3 miliar renminbi (atau 4,7 triliun Rupiah*), meningkat 10,6 persen YoY.
[bacajuga number=5 tag=”xiaomi”]
Menurut perusahaan riset pasar Canalys, Xiaomi sukses melalui pelemahan pasar hingga mampu mencapai pertumbuhan YoY dalam hal pengapalan di antara lima perusahaan ponsel pintar utama dunia.
Sementara itu, rasio penetrasi ponsel pintar berteknologi 5G dari Xiaomi di China mencapai 25,9 persen atau melampaui rata-rata industri. Hal ini sekaligus menggambarkan bagaimana Xiaomi memimpin pasar ponsel pintar 5G sekaligus keberhasilan dalam penerapan strategi mesin ganda “5G + AIoT”.
Highlight Finansial Q1 2020:
• Pendapatan total mencapai 49,7 miliar renminbi (atau 102,9 triliun Rupiah*), naik 13,6 persen YoY, mengalahkan rata-rata pasar.
• Laba kotor mencapai 7,56 miliar renminbi (atau 15,6 triliun Rupiah*), naik 44,9 persen YoY
• Laba bersih yang sudah disesuaikan sesuai ketentuan Non-IFRS mencapai 2,3 miliar renminbi (atau 4,7 triliun Rupiah*), naik 10,6 persen YoY.
• Pengeluaran untuk riset dan pengembangan mencapai 1,9 miliar renminbi (atau 3,9 triliun Rupiah*), naik 13,4 persen YoY.
Pendiri dan CEO Xiaomi Lei Jun berkata, “Meski industri menghadapi tantangan yang serius, Grup masih bisa tumbuh di seluruh segmen terlepas pelemahan pasar, yang bisa menggambarkan model bisnis Xiaomi yang fleksibel, ulet, dan kompetitif.
“Dalam kuartal pertama tahun 2020, kami berhasil menerbitkan obligasi dolar AS pertama yang 7,5 kali kelebihan permintaan; kami juga masuk kembali dalam “Daftar Forbes’ Global 2000” tahun ini, yang menjadi pengakuan pasar modal internasional terhadap Xiaomi.”
Lei Jun melanjutkan, “Kami percaya bahwa sebuah krisis bisa menjadi ujian sesungguhnya dalam menguji prinsip, model bisnis, dan potensi pertumbuhan sebuah perusahaan. Seiring dampak pandemi yang semakin mereda, kami akan terus berfokus pada strategi ‘5G + AIoT’ dan memperkuat investasi kami dengan tujuan memungkinkan semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif.”
Bisnis IoT Terus Tumbuh
Pada kuartal pertama tahun 2020, pendapatan Xiaomi dari segmen produk IoT dan gaya hidup mencapai 13 miliar renminbi (atau 26,9 triliun Rupiah*). Berkat tawaran produk IoT dari Xiaomi yang beragam dan fondasi bisnis yang kokoh, Grup meraih pertumbuhan pendapatan 7,8 persen di tengah pandemi.
Sebagai pemimpin platform IoT dunia, jumlah perangkat IoT yang terkoneksi (kecuali ponsel pintar dan laptop) ke platform Xiaomi tumbuh menjadi 252 juta unit per 31 Maret 2020 atau tumbuh 42,6 persen YoY. Oleh karena itu, jumlah pengguna yang memiliki lima atau lebih perangkat yang terkoneksi pada platform milik Xiaomi (kecuali ponsel pintar dan laptop) mencapai 4,6 juta, tumbuh 67,9 persen YoY.
Pada bulan Maret 2020, Asisten AI “Xiao Ai” memiliki 70,5 juta pengguna rutin bulanan, naik 54,9 persen YoY; Aplikasi Mi Home memiliki 40 juta pengguna aktif bulanan, tumbuh 53,3 persen YoY.
Terlepas dari penurunan pengapalan TV global karena pandemi selama kuartal pertama tahun 2020, pengapalan global smart TV dari Xiaomi masih menunjukkan pertumbuhan 3 persen YoY jadi 2,7 juta unit, dan bisnis smart TV terus memimpin posisi di daratan China dan pasar luar China.
Menurut perusahaan riset All View Cloud (AVC), dalam kuartal pertama tahun 2020, pengapalan TV dari Xiaomi di daratan China menempati peringkat pertama dalam lima kuartal secara berturut-turut, pengapalan global TV menempati peringkat lima besar.
Separuh Pendapatan Berasal dari Luar China
Pendapatan Xiaomi dari luar China meningkat 47,8 persen YoY menjadi 24,8 miliar renminbi (atau 51,4 triliun Rupiah*) pada kuartal pertama 2020 atau kontribusinya mencapai 50 persen dari pendapatan total. Pencapaian ini terjadi untuk pertama kalinya.
Dalam kuartal pertama 2020, ponsel Xiaomi berhasil menguasai sekitar 31,2 persen pengapalan di India, dan menempati peringkat pertama untuk 11 kuartal secara berturut-turut, berdasarkan laporan IDC. Xiaomi meningkatkan posisi mereka di India, sekaligus mempercepat pertumbuhannya di pasar yang berdekatan.
Berdasarkan laporan Canalys, Xiaomi menempati peringkat pertama pengapalan ponsel pintar di Nepal untuk kali pertama pada kuartal pertama tahun 2020 dengan pangsa pasar 30,9 persen, setara dengan akumulasi pangsa pasar dari merek ponsel peringkat kedua dan ketiga.
Untuk pasar Eropa, pengapalan ponsel pintar Xiaomi tumbuh 58,3 persen YoY, menyumbang 14,3 persen pangsa pasar dan menempati peringkat empat besar. Xiaomi juga masuk dalam peringkat empat besar di Italia, Perancis, dan Jerman.
Masih mengutip dari laporan Canalys, pengapalan ponsel pintar Xiaomi di Eropa Barat meningkat 79,3 persen YoY. Di Spanyol, Xiaomi menjadi perusahaan ponsel nomor satu dalam hal pengapalan dengan pangsa pasar 28 persen.
Pengapalan ponsel pintar untuk pasar Amerika Latin mencatatkan pertumbuhan hingga 236,1 persen YoY menempatkan Xiaomi dalam peringkat lima besar, pencapaian itu bertolak belakang dengan kondisi pasar yang stagnan. Sebagai tambahan, pengapalan ponsel pintar di Timur Tengah dan Afrika tumbuh 55,2 persen dan 284,9 persen secara berurutan.
Pendapatan dari Layanan Internet Terus Tumbuh
Pendapatan dari layanan internet Xiaomi tercatat 5,9 miliar renminbi (atau 12,2 triliun Rupiah*) pada kuartal pertama tahun 2020, mewakili pertumbuhan 38,6 persen YoY. Aktivitas pengguna dan waktu yang dihabiskan dalam perangkat mereka tumbuh pada kuartal pertama tahun 2020. Pada bulan Maret 2020, pengguna aktif bulanan dari MIUI meningkat 26,7 persen YoY menjadi 330,7 juta sementara angka di China mencapai 111,5 juta.
Pendapatan dari iklan mencapai 2,7 miliar renminbi (atau 5,6 triliun Rupiah*) atau tumbuh 16,6 persen YoY berkat metode monetisasi yang beragam, termasuk lewat pencarian, aplikasi pra-install dan aliran berita, termasuk optimalisasi algoritma.