review1st.com – Ketika Coway hadir di Indonesia pada tahun 2019, mereka membangun tim penjualan langsung internal, yaitu Direct Sales Team (DST). DST juga diterapkan di negara-negara Asia, termasuk Malaysia, di mana Coway menjadi pemimpin pasar. DST terdiri dari Health Planner yang mengorganisir pemasaran dan dipimpin oleh Sales Manager. Health Planner Coway berperan sebagai konsultan kesehatan yang mengedukasi pasar dan merekomendasikan produk sesuai kebutuhan pelanggan.

Coway mewawancarai Andri Faisal, General Manager pertama Coway Indonesia. Ia saksi perjalanan Coway berekspansi di Indonesia.

Kami juga berdiskusi dengan Muhammad Irfan, General Manager setelah 2 tahun sebagai Sales Manager.

Andri dan Muhammad memiliki perspektif unik tentang potensi market water purifier di Indonesia dan misi Coway.

1. Apa latar belakang Anda dan bagaimana bisa bergabung dengan Coway?

Coway Indonesia: Eksplorasi Tim Penjualan dan Potensi Pasar Water Purifier

Andri Faisal:
Saya memulai karier di perusahaan FMCG yang menaungi beberapa merek dagang terkemuka. Dari perusahaan itu lah saya malang-melintang menangani penjualan skala ritel hingga publik di divisi Customer Business Development dan berakhir mengemban posisi Indonesia Distributor Operation Sales & Capability Manager. Setelah 12 tahun mengimplementasikan berbagai strategi untuk memaksimalkan penjualan, saya merasa ini sudah saatnya untuk keluar dari rutinitas pekerjaan 9-to-5 untuk mencari ilmu baru dan beralih ke tantangan selanjutnya. 

Saat menjalani bisnis di bidang kontraktor pasca resign dari kantor sebelumnya di tahun 2019, saya dipertemukan dengan President Director Coway Indonesia kala itu. Meski di awal pertemuan saya hanya berniat menjadi teman diskusi untuk set up bisnis Coway di Indonesia dan belum langsung mengiyakan ajakan untuk bergabung, saya terkesan dengan gestur dan sikapnya yang sangat terbuka dan bersahabat. Ditambah, saya melihat apa yang Coway tawarkan dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam pemurnian air dan udara. Hal ini menjadi alasan saya untuk bergabung dengan Coway di pertemuan keempat.

Coway Indonesia: Eksplorasi Tim Penjualan dan Potensi Pasar Water Purifier

Muhammad Irfan:
Karier saya dimulai di tahun 2007 saat saya bekerja di perusahaan ekspor-impor produk olahan seafood. Kemudian, sempat pindah ke industri banking sebelum bekerja di perusahaan hygiene service selama 5 tahun. Sebelum akhirnya memutuskan 100% fokus menjadi Sales Manager di Coway, saya bertanggung jawab sebagai Business Development Manager di perusahaan penyedia vending machine. Jadi, memang sudah lama berkecimpung di dunia sales dengan produk dan servis yang beragam.

BACA JUGA
Qualcomm Membawa Revolusi PC dengan Snapdragon X Series dan Copilot+ PC di Computex 2024

Saya mengenal Coway dari koneksi pertemanan di tahun 2019. Di perusahaan terakhir tempat saya bekerja, saya mendapatkan benefit yang cukup menarik. Makanya ketika pertama kali bergabung, saya masih melihat opportunity di Coway sebagai pekerjaan sampingan. Namun, saya mulai dapat melihat sustainability perusahaan ini setelah mendapat bergerak memasarkan produk kurang lebih 3 bulan dan diberi challenge untuk merekrut tim. Orang-orang yang saya ajak bergabung–termasuk di lingkaran pertemanan dan keluarga, juga sudah mulai fokus di Coway. Melihat hal tersebut, saya memutuskan untuk resign agar bisa mengembangkan organisasi DST hingga resmi diangkat sebagai General Manager di bulan Juni 2023.

2. Meski awalnya masih menimbang-nimbang, Apa yang membuat Anda begitu yakin bergabung dengan Coway? 

Andri Faisal:
Sebagai orang yang baru mengenal brand ini, hal pertama yang saya ingin ketahui adalah siapa orang-orang dibalik perusahaan ini. Pertanyaan seperti, “Apakah Coway akan stay lama di Indonesia?” juga sempat terlintas. Keyakinan saya semakin bulat setelah pertanyaan-pertanyaan ini terjawab pasca meeting dengan President Director Coway. Saya juga terkesima oleh fitur canggih dan desain produk yang aesthetically pleasing, serta layanan perawatan yang membawa inovasi sehingga orang-orang bisa minum air langsung dari sumbernya dengan rasa aman. Dari dulu saya punya prinsip, apa pun yang saya pasarkan, saya harus bangga pada produk yang saya tawarkan. Ini juga berlaku pada Coway karena dari awal saya sudah jatuh cinta dengan produk-produknya.

Muhammad Irfan:
Satu hal yang memotivasi saya untuk terus berkontribusi di sini adalah saya melihat Coway benar-benar mengubah hidup banyak orang– dari pelanggan yang memakai produknya hingga orang-orang di dalam organisasinya. Persis seperti tagline yang sempat dipakai, “Change Your Life”. Contoh nyatanya ada pada beberapa Health Planner yang saya temui. Dari income berupa komisi yang mereka dapat dari menjual produk Coway, para Health Planner ini bisa membiayai sekolah anak sampai membeli kendaraan atau rumah sendiri.

3. Menurut Anda, seberapa besar potensi Coway sebagai brand water purifier di Indonesia?

Andri Faisal:
Saat melakukan riset pasar dan riset produk secara intensif, saya dapat melihat potensi perusahaan ini dari pengalaman Coway memimpin pasar di Korea Selatan dan di negara tetangga, Malaysia. Di negara asalnya, Coway menjadi brand water purifier no. 1 dengan basis pelanggan yang mendominasi. Bisa dibilang, saat ini belum ada brand lain yang secara paralel dapat menyaingi. Jumlah orang yang memakai produk Coway tercatat sebanyak 6.65 juta. Angkanya cukup jauh dibandingkan dengan kompetitor lain yang hanya memiliki 2 juta pelanggan. 

BACA JUGA
Huawei MateBook X Pro & Huawei MateBook 14: Laptop Flagship Terbaru di Indonesia

Hal ini juga terbukti lewat penghargaan yang diberikan kepada Coway, termasuk posisi No. 1 dalam kategori pemurni air selama 25 tahun berturut-turut di K-BPI (Korea Brand Power Index), 14 tahun berturut-turut di NBCI (National Brand Competitiveness Index), dan masih banyak lagi. Di Malaysia yang populasinya 32 juta jiwa, Coway telah menggaet 2.85 juta pelanggan. Dengan jumlah penduduk yang hanya satu per sembilan dari populasi Indonesia, penjualannya bahkan mencapai 11 triliun rupiah di 2022. 

Sekarang di Jakarta saja pengguna air kemasan galon sekitar 2.7 juta orang. Bayangkan jika awareness mengenai air minum aman dan berkualitas sudah terbentuk dan orang-orang mulai beralih daridispenser galon. Ketika ditelaah ternyata pie-nya masih sangat besar. Kalau saya saja bisa melihat peluang sebagus itu, saya harap Coway Indonesia secara organisasi dapat melihat hal yang sama.

4. Apa pengalaman berbeda yang didapat dari Coway dibanding perusahaan sebelumnya?

Muhammad Irfan
Saat ini saya sedang fokus menjalani transisi dari posisi Sales Manager menjadi General Manager. Walaupun secara job description tidak jauh berbeda, sekarang tim yang saya pimpin skalanya lebih besar. Oleh karenanya, saya mencoba memakai pendekatan personal untuk mengenali potensi orang-orang ini dan mengetahui apa hambatan yang mereka temui.

Kondisi organisasi DST bisa sangat dinamis. Namun yang saya suka dari Coway dan tidak bisa saya dapatkan di lingkungan pekerjaan lain adalah kesempatan untuk berdiskusi langsung dan menyampaikan aspirasi kepada manajemen selevel Chief of Department, Head of Department, sampai President Director yang merupakan orang-orang Korea. Sejauh ini, mereka sangat terbuka dan mau mendengar ide-ide dari kami. Lantaran model pemasarannya adalah direct-selling, saya dan tim dituntut untuk berpikir kreatif karena manajemen selalu memberikan keleluasaan dalam berstrategi.

BACA JUGA
The Dream Chaser: Kairi's Untold Stories - Film Pendek Kolaborasi Infinix GT dan ONIC Esports

5. Apa Challenge Terbesar Yang Dihadapi? Dan bagaimana Anda menghadapi Challenge tersebut?

Muhammad Irfan:
Dari sisi eksternal, Secara mindset banyak orang yang belum mengetahui bahwa air dari water purifier itu lebih aman untuk diminum dibanding air galon. Makanya, memang pesannya lebih bisa tersampaikan ketika calon pelanggan bisa merasakan langsung pemakaian water purifier. Yang sebenarnya cukup menantang saat ini adalah mengenalkan water purifier ke market middle to low. Karena menumbuhkan kepercayaan kepada banyak orang bukan lah pekerjaan yang mudah.

Coway Malaysia saja butuh waktu sekitar 6 tahun untuk punya lebih dari 100.000 pelanggan. Dengan brand image Coway yang perlahan terbentuk ditambah hadirnya branding booth dan showroom. Saat ini kecenderungannya masih middle to upper–orang-orang yang sering keluar negeri dan pernah menggunakan water purifier di sana.

Andri Faisal
Sebagai General Manager fokus saya adalah percepatan pertumbuhan organisasi. Diharapkan Health Planner dapat menjadi ambassador Coway yang bisa menyebarluaskan informasi terkait perusahaan serta produk. Untuk menumbuhkan organisasi ini, kami perlu mencari orang-orang terbaik. Lalu, bagaimana cara attract orang-orang ini? Lewat perbaikan kultur dari sisi internal dan mempertahankan spirit yang sudah terbentuk saat ini. Menurut saya, cara paling efektif adalah dengan leading by doing.

6. Menurut Anda, Apa yang Coway Unik dibanding brand Lainnya?

Andri Faisal
Unique selling point Coway adalah layanan Heart Service di mana pelanggan mendapatkan servis 2 bulan sekali dan penggantian filter tanpa biaya. Belum ada brand lain yg secara konsisten yang bisa memberikan itu. Kemudian dari sisi harga, jika dihitung cost-nya rendah dibanding pemakaian galon. Ditambah, Coway juga menawarkan program cicilan ringan yang semakin membuat produknya jadi lebih terjangkau.

Muhammad Irfan
Menurut saya, Coway sudah menjadi leading company karena enggak ada perusahaan water purifier yang punya manufaktur serta R&D Center di bidang air udara terbesar di Asia. Bahkan di Indonesia Coway sudah punya Water Quality Lab untuk memeriksa kualitas air minum calon pelanggan dengan ITB sebagai partner. Kalau dilihat dari sistem filtrasi, mungkin ada kompetitor dengan sistem pemurnian serupa– tapi dengan spesifikasi yang sama, Coway bisa menawarkan harga yang lebih terjangkau.

Shares: